NARA SUMBER : YULIUS ROMA PATANDEAN, S.Pd
MODERATOR : AROFIAH AFIFI, S.Pd
HARI / TANGGAL : JUM’AT / 10 FEBRUARI 2023
Hari ini adalah pertemuan emas he..he.. Biasanya angka 50 selalu identik dengan keemasan. Ulang tahun ke 50 biasa disebut ulang tahun emas. Ulang tahun perkawinan ke 50 juga disebut ulang tahun perkawinan emas. Dari pertemuan yang direncanakan 30 kali, ini adalah pertemuan ke 15, berarti sudah 50% sudah selesai dan akan memasuki 50% lagi.
Tema yang akan dibahas kali ini adalah tentang Langkah Menyusun Buku secara Sistematis. Dalam menulis buku hingga penerbitan buku ada beberapa proses yang harus dilalui. Termasuk memahami sistematika penyusunan buku. Dari pembuatan cover hingga halaman synopsis. Narasumbernya adalah bapak Yulius Roma Patandean, S.Pd. Moderator adalah ibu Arofiah Afifi, S.Pd.
Narasumber kita ini lahir di Salubarani, Tana Toraja, 6 Juli 1984. Ia menyelesaikan jenjang S1 Pendidikan Bahasa Inggris di Universitas Kristen Indonesia Toraja (2003-2007). Dan melanjutkan pendidikan S2 di Institut Agama Kristen Negeri Toraja.
Beliau merupakan guru Bahasa Inggris di SMAN 5 Tana Toraja sejak tahun 2015 Pernah menjadi pengajar tidak tetap di Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Indonesia Toraja, Tutor Universitas Terbuka dan Fasilitator Belajar Yayasan Trampil Indonesia. Prestasi yang pernah diraihnya adalah guru berprestasi jenjang SMA Kabupaten Tana Toraja tahun 2016, pemenang ketiga lomba kreatifitas guru tingkat SMA pada Porseni PGRI Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017, meraih dua medali emas dan tiga medali perunggu pada ajang Guru Olympics PGRI tahun 2020
Profil beliau dapat dihilah pada situs dibawah ini :
https://romadean.blogspot.com/2021/01/profil.html
Menulis adalah sesuatu yang unik ketika baru dimulai apalagi kalau belum terbiasa. Untuk pertama kali, kita pasti bingung, mau nulis apa? Apa yang akan dilakukan? Tetapi setelah semuanya dilakukan setiap hari, ternyata menulis adalah sesuatu yang membuat kita ketagihan layaknya keripik singkong yang apabila dimakan akan susah untuk berhenti. Jika senantiasa dikunyah akan selalu dirindukan pula. Demikian halnya dengan menulis.
Menulis harus dibiasakan setiap hari, seperti slogan Omjay yang sudah familiar bagi kita. Semua hal bisa jadi bahan tulisan. Apa yang dilihat, dirasakan, dibayangkan dan bahkan dialami bisa dituliskan. Jika khawatir ide di kepala mudah hilang, mari tuliskan ide melalui blog. Selain menulis di blog pribadi, saya juga kembali menulis di blog Kompasiana.
Lalu, bagaimana dengan penyusunan dan pengeditan naskah buku tersebut? Sebenarnya, ada aplikasi yang bisa digunakan agar tulisan naskah buku itu bisa "sistematis". Ada Zotero dan Mendeley yang populer di kalangan mahasiswa dan akademisi.
Ala bisa karena biasa, saya lebih menyukai menggunakan versi gratis Ms Word. 😁.
Bagi yang penasaran, ini dia tutorial sederhana yang diberikan narasumber tentang cara membuat tulisan naskah buku sistematis.
Sekarang silahkan tengok naskah tulisan teman-teman semua. Coba mulai praktekkan membuat settingan Judul, Bab hingga menyisipkan sumber tulisan menggunakan fasilitas yang ada di Ms Word.
Jika masih ragu-ragu, maka COBAlah. Menulis, menyusun dan mengedit naskah buku tidak bisa menjadi ala bisa karena biasa semata tanpa ada per COBA an. Dengan mencoba, maka akan timbul rasa penasaran untuk menjalaninya. Ada pahit, manis, asam, asin, kecewa dan bahagia kala mencoba.
Percobaan mendorong teman-teman untuk berbuat lebih untuk menjawab rasa penasaran. Pertanyaannya, apakah sekedar selesai mencoba atau mau melanjutkan? Jika hendak melanjutkan, maka LAKUKAN dengan segera. Praktekkan sekaligus, biarkan mengalir bersama jari-jari mungil teman-teman. Melakukan proses lebih dalam menulis membutuhkan dorongan lebih pula. Tidak hanya dorongan untuk membuat tulisan, yang lebih utama adalah niat menghilangkan rasa penasaran di pikiran. Penasaran tentang apa yang akan saya tulis, susun dan terbitkan.
Ketika Menulis harus menjadi sebuah budaya. Maka, BUDAYAKAN! bersama dengan praktek menyusun dan mengedit naskah. Menghasilkan sebuah karya tulisan sederhana tidak bisa tercapai dengan maksimal jika didorong oleh paksaan. Membudayakan menulis adalah proses menuju karya.
KONSISTEN adalah langkah pamungkas dalam teori menulis, menyusun dan mengedit naskah yang selama ini saya lakukan. Budaya menulis yang baik adalah ketika kita menjadi konsisten dalam mempraktekkannya.
0 comments:
Posting Komentar