Hidup ini banyak memberi kita pengalaman, tergantung apakah kita mau mempelajarinya...!


07 Februari 2023

RESUME KBMN PGRI Gel-28 Pertemuan 13 - Kaidah Pantun

NARA SUMBER : MIFTAHUL HADI, S.Pd

MODERATOR : DAIL MA’RUF, M.Pd

HARI / TANGGAL : SENIN / 6 FEBRUARI 2023




Pertemuan ke 13 kelas menulis PGRI G28 dimulai pukul 19.06 oleh moderatornya tidak asing lagi yaitu pak Dail Ma’ruf yang lebih akrab dipanggil pak ustad Damar. Topik malam ini adalah tentang pantun lebih lengkapnya Kaidah Pantun. Narasumbernya adalah bpk. Miftahul Hadi, S.Pd


BIODATA NARASUMBER

Nama  : Miftahul Hadi

Instansi : SD Negeri Raji 1 Demak

No HP : 085641173853

Surel : miftahulhadi280387@gmail.com 

Blog : https://masmifgurukampung.blogspot.com/ 




PANTUN TRADISI ASLI INDONESIA

Indonesia memiliki kekayaan seni verbal yang sangat beraneka ragam, salah satunya adalah pantun. Beberapa pertunjukan pantun bersifat narasi, misalnya Kentrung di Jawa Tengah dan Jawa Timur menggunakan struktur "pantun" untuk menceritakan kisah-kisah sejarah keagamaan atau sejarah lokal dengan iringan genderang. Pada hakikatnya, sebagian besar kesusastraan tradisional Indonesia membentuk pondasi dasar pertunjukan genre campuran yang kompleks, seperti "randai" dari Minangkabau wilayah Sumatera Barat, yang mencampur antara seni musik, seni tarian, seni drama, dan seni bela diri dalam perpaduan seremonial yang spektakuler. Pantun diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak benda pada sesi ke-15 Intergovernmental Committee for the Safeguarding of the Intangible Cultural Heritage di Kantor Pusat UNESCO di Paris, Prancis (17/12/2020).

 

DEFINISI PANTUN

Pantun menurut Renward Branstetter (Suseno, 2006; Setyadiharja, 2018; Setyadiharja, 2020) berasal dari kata “Pan” yang merujuk pada sifat sopan. Dan kata “Tun” yang merujuk pada sifat santun. Kata “Tun” dapat diartikan juga sebagai pepatah dan peribahasa (Hussain, 2019) Tuntun (Pampanga): teratur, Tonton (Tagalog): mengucapkan sesuatu dengan susunan yang teratur, Tuntun (Jawa Kuno): benang, Atuntun: teratur, Matuntun: pemimpin, Panton (Bisaya): mendidik, Pantun (Toba); kesopanan atau kehormatan (Hussain, 2019) Pantun berasal dari akar kata “TUN” yang bermakna “baris” atau “deret” . Asal kata Pantun dalam masyarakat Melayu-Minangkabau diartikan sebagai “Panutun” , oleh masyarakat Riau disebut dengan “Tunjuk Ajar” yang berkaitan dengan etika (Mu’jizah, 2019) Pantun adalah termasuk puisi lama yang terdiri dari empat baris atau rangkap, dua baris pertama disebut dengan pembayang atau sampiran, dan dua baris kedua disebut dengan maksud atau isi (Yunos, 1966; Bakar 2020)



CIRI-CIRI PANTUN

Satu bait terdiri atas empat baris Satu baris terdiri atas empat sampai lima kata Satu baris terdiri atas delapan sampai dua belas suku kata Bersajak a-b-a-b Baris pertama dan kedua disebut sampiran atau pembayang Baris ketiga dan keempat disebut isi atau maksud



KEGUNAAN PANTUN

Komunikasi sehari-hari Sambutan dalam pidato Menyatakan perasaan Lirik lagu Perkenalan Berceramah/dakwah



FUNGSI PANTUN SEBAGAI PEMELIHARA BAHASA

Sebagai alat pemelihara bahasa, pantun berperan sebagai penjaga fungsi kata dan kemampuan menjaga alur berfikir. Pantun melatih seseorang berfikir tentang makna kata sebelum berujar. Secara sosial pantun memiliki fungsi pergaulan yang kuat. Pantun menunjukkan kecepatan seseorang dalam berfikir dan bermain-main dengan kata. Namun demikian, secara umum peran sosial pantun adalah sebagai alat penguat penyampaian pesan.




Share:

0 comments:

Posting Komentar

Mengenai Saya

Foto saya
Kab. Lima Puluh Kota, Sumatera Barat, Indonesia
Salah seorang staf pengajar di sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Guguk pada jurusan Otomotif dan Teknologi Informatika

Daftar Blog Rekan-rekan